Jumat, 03 November 2023

Sekilas tentang Jalaludin Rumi: Sang Sufi dan Penyair Besar

Jalaludin Rumi, atau dikenal juga dengan nama Maulana Rumi, adalah salah satu figur yang paling dihormati dalam sejarah sastra dan spiritualitas Islam. Ia lahir pada tanggal 30 September 1207 di Balkh, yang kini menjadi bagian dari Afghanistan, dan meninggal pada 17 Desember 1273 di Konya, Turki. Rumi dikenal sebagai salah satu penyair, filsuf, dan tokoh sufi terbesar dalam sejarah Islam. Namun, cerita hidupnya yang luar biasa dan pengaruhnya yang luas meluas jauh melebihi batas-batas agama dan budaya.

KEHIDUPAN AWAL DAN PERJALANAN RUMI

Jalaludin Rumi dilahirkan di Balkh, sebuah kota yang kaya akan warisan intelektual dan spiritual. Ayahnya, Baha'udin Valad, adalah seorang ulama yang terkemuka, dan Rumi mewarisi kebijaksanaan dan pengetahuan agama dari ayahnya. Namun, perubahan besar dalam hidup Rumi terjadi ketika keluarganya melarikan diri dari invasi Mongol dan menetap di kota Konya, yang berada di wilayah Anatolia, Turki saat ini.

Di Konya, Rumi menjadi seorang tokoh yang dikenal dan dihormati dalam masyarakat. Ia mengejar studi ilmiah dan menjadi guru di madrasah setempat. Namun, peristiwa yang paling menentukan dalam hidupnya adalah pertemuan dengan Shams Tabriz, seorang sufi misterius. Hubungan antara Rumi dan Shams Tabriz menjadi sumber inspirasi utama bagi karya-karya besar Rumi.

KARYA-KARYA RUMI

Rumi dikenal terutama karena karya-karya sastranya yang penuh dengan kebijaksanaan, cinta, dan spiritualitas. Di antara karyanya yang terkenal adalah "Mathnawi" atau "Masnavi-ye-Ma'navi," sebuah epik sastra dalam bentuk puisi yang berisi pelajaran spiritual dan filosofi. Karyanya yang lain adalah "Divan-e Shams-e Tabrizi," yang berisi sajak-sajak yang menggambarkan cinta antara Rumi dan Shams.

Tema yang paling mendalam dalam karya-karya Rumi adalah cinta, terutama cinta kepada Tuhan, yang ia ekspresikan dengan cara yang sangat emosional dan mendalam. Rumi sering menggunakan simbol-simbol dan analogi untuk menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhan, dan dalam banyak karya-karyanya, ia menyatakan bahwa cinta adalah jalan menuju Tuhan.

SUFISME DAN PENGARUHNYA

Rumi adalah seorang sufi yang mendalami ajaran sufisme. Sufisme adalah cabang dalam Islam yang menekankan pengalaman spiritual pribadi dan mencari hubungan yang lebih mendalam dengan Tuhan. Rumi mengajarkan ajaran sufisme dengan cara yang sangat khas dan menggugah jiwa. Ia mendukung konsep "annihilation in God" (fana fi Allah), yang mengacu pada penyatuan sepenuhnya dengan Tuhan.

Pengaruh Rumi tidak terbatas hanya pada dunia Islam. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan mempengaruhi sastra dan pemikiran di seluruh dunia. Bahkan di luar dunia Islam, Rumi dikenal sebagai salah satu tokoh sufi paling penting dalam sejarah.

KEMATIAN DAN WARISAN

Jalaludin Rumi meninggal pada 17 Desember 1273 di Konya. Namun, warisannya terus hidup melalui karyanya yang tak ternilai dan melalui ajaran-ajarannya yang mendalam tentang cinta dan spiritualitas. Setiap tahun, ribuan orang dari berbagai budaya dan agama datang ke makamnya di Konya untuk menghormati dan merayakan warisannya.

Dalam sekilas tentang Jalaludin Rumi, kita dapat melihat seorang tokoh yang menjembatani kesenian, spiritualitas, dan filsafat. Karya-karyanya yang mendalam dan pengaruhnya yang luas membuatnya menjadi salah satu figur terbesar dalam sejarah sastra dan pemikiran manusia.

Minggu, 01 Januari 2023

Mengenal Lebih Dekat Profesi Seorang Kartografer dalam Era Digital

Kartografer adalah seseorang yang dapat membuat peta. Mereka menggunakan data spasial untuk membuat peta yang menunjukkan lokasi, topografi, dan fitur geografis lainnya. Kartografer biasanya menggunakan software komputer seperti QGIS untuk mengolah data dan membuat peta, tetapi juga dapat menggunakan teknik tradisional seperti menggambar peta secara manual. Kartografer juga dapat bekerja pada proyek-proyek yang berhubungan dengan navigasi, seperti membuat peta untuk GPS atau membuat peta untuk perangkat lunak penerbangan.

Profesi ini juga dapat bekerja di perusahaan-perusahaan pembuat peta, lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan-perusahaan teknologi informasi, atau lembaga-lembaga penelitian. Mereka juga dapat bekerja sebagai freelancer dan membuat peta untuk berbagai macam tujuan. Selain membuat peta, kartografer juga dapat terlibat dalam mengumpulkan dan mengolah data spasial. Mereka mungkin menggunakan teknologi seperti pemetaan laser atau pemetaan drone untuk mengumpulkan data tentang lokasi dan topografi. Mereka juga dapat menggunakan data yang sudah ada, seperti data yang disediakan oleh lembaga pemerintah atau lembaga survei, dan mengolahnya menjadi peta yang berguna.

Mereka juga harus bisa terlibat dalam menyusun legenda peta dan menulis deskripsi untuk peta yang dibuatnya. Tidak hanya itu, mereka juga harus bekerja sama dengan orang lain, seperti ahli geografi atau ahli topografi, untuk membuat peta yang akurat dan berguna. Di era digital seperti sekarang ini, kartografer juga dapat terlibat dalam pembuatan peta digital yang dapat diakses melalui internet atau perangkat mobile. Mereka mungkin juga terlibat dalam pembuatan aplikasi pemetaan seperti Google Map, Google Earth, Waze, dll, atau mengembangkan algoritma untuk memproses data spasial secara otomatis. Secara umum, kartografer adalah orang yang membuat peta dengan menggunakan data spasial untuk menunjukkan lokasi, topografi, dan fitur geografis lainnya. Mereka dapat bekerja di berbagai macam bidang dan menggunakan berbagai macam teknologi untuk membuat peta yang akurat dan berguna.

Rabu, 30 September 2020

Uwais al-Qarni - Mengabdi Untuk Mencintai

Dalam Tadzkiratul Auliya, diceritakan bahwa Uwais al-Qarni merupakan sosok yang memiliki rasa cinta yang tinggi kepada Allah Swt., Rasulullah Saw., dan orang tuanya. Hari-harinya diisi dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Pada siang hari, Ia mengembala kambing. Ketika malam, Uwais al-Qarni lebih suka bermesraan dengan Sang Kekasih, Allah Swt. Begitulah kegiatan Uwais setiap hari.

Penghasilan dari mengembalanya hanya cukup untuk kebutuhan hidup dirinya beserta sang ibu. Ayah Uwais al-Qarni sudah meninggal ketika ia masih kanak-kanak. Sesekali, ketika ada rezeki lebih, tak lupa Uwais al-Qarni berderma kepada keluarga yang lebih miskin daripada dirinya.

Kecintaan Uwais al-Qarni tak hanya melalui mulut yang selalu berdzikir dan beristighfar, ia pun berusaha betul menjaga jarak dengan berbagai godaan duniawi. Uwais al-Qarni menanam cinta kepada Allah Swt., Rasulullah Saw., dan ibunya mulai lemah. Bukti kecintaan Uwais kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya ialah mengabdi sepenuhnya kepada orang tua dan menjalankan perintah-perintah-Nya.

Dengan mencintai Rasulullah Saw. sebagai Nabi pamungkas, jiwa dan raga Uwais al-Qarni pun memenuhi pengabdian kepada Allah Swt. sebagai sumber cinta dan kehidupan. Kecintaan Uwais al-Qarni begitu besar kepada Rasulullah Saw. hingga ia rela memukul salah satu giginya hingga lepas saat ia mengetahui berita bahwa gigi Rasulullah Saw. lepas saat menghadapi musuh di perang Uhud. Beberapa riwayat mengatakan hambpir semua gigi Uwais al-Qarni lepas karena tidak begitu yakin gigi Rasulullah Saw. manakah yang copot.

Begitu tersohornya Uwais al-Qarni sehingga Sahabat terdekat Nabi Muhammad Saw. penasaran dengannya. Pernah suatu ketika, salah seorang Sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw. perihal apakah Uwais dari Qarn pernah mengunjungi Beliau. Rasulullah Saw. menjawab:

"Tidak, ia tidak pernah melihat aku secara fisik. Namun, secara ruhani, ia selalu bertemu denganku."

Begitu luas dimensi cinta antara para kekasih Allah Swt. itu. Meskipun tak pernah bertemu secara fisik, tetapi jiwa mereka selalu terhubung. Ikatan antarkekasih itu bahkan lebih dari sekadar pertemuan fisik. Hal itu pun kemudian menjadi landasan pokok terciptanya cinta hakiki. Tasawuf cinta yang telah mengalahkan segala ego dan ruang-ruang hawa nafsu.

Dimensi tasawuf seorang Uwais al-Qarni ialah dimensi cinta. Cintanya menjadi bagian dari ihsan yang terus dipupuk dalam sanubarinya. Begitu indah lelaku seorang Uwais al-Qarni. Ia tidak sempat memikirkan dirinya sendiri. Dalam hatinya hanya ada Allah Swt., Rasulullah Saw., dan orang tuanya.

Kecintaan tersebut semakin hari semakin tertanam dalam diri Uwais al-Qarni. Layaknya pohon beringin yang mengakar kuar ke bawah dan memberi kesejukan setiap orang yang bernaung di bawahnya. Kesejukan seorang Uwais al-Qarni pernah dirasakan kedua Sahabat Rasulullah Saw., yaitu Umar bin Khattab Ra. dan Ali bin Abi Thalib Ra.

- Referensi : Surat Cinta Para Sufi

Rabu, 13 Mei 2020

Saat Rasulullah ﷺ Bercanda Ketika Berbuka Puasa



Suatu ketika saat Rasulullah ﷺ sedang berbuka puasa bersama para Sahabat dengan buah kurma yang terhidang dihadapan mereka, sisa biji kurma mereka sisihkan disisi ditempat duduk mereka. Beberapa saat kemudian, Sayyidina Ali menyadari bahwa Beliau telah makan kurma yang lebih banyak dari Rasulullah ﷺ dan para Sahabat yang lainnya, dan jelas saja biji-biji kurma yang menumpuk ditempatnya lebih banyak dari para Sahabat yang lainnya.

Lalu muncul keisengan Sayyidina Ali dengan memindahkan semua sisa biji kurma yang Beliau makan ketempat biji kurma Rasulullah ﷺ dan saat semua biji kurma Sayyidina Ali sudah berpindah ketempat duduk Rasulullah ﷺ, Sayyidina Ali menarik perhatian Rasulullah ﷺ sambil berkata:

"Wahai Rasulullah, tampaknya engkau sangat lapar hingga memakan kurma begitu banyak hari ini lihatlah biji kurma yang menumpuk di samping tempat dudukmu Ya Rasulullah."
Bukannya terkejut atau marah, sambil tersenyum Rasulullah ﷺ berkata kepada Sayyidina Ali : 
"Wahai Ali, tampaknya engkaulah yang sangat lapar hari ini, sehingga engkau makan kurma beserta dengan bijinya. Lihatlah, tidak ada biji kurma yang tersisa di samping tempat dudukmu."
- Hadist Shahih Riwayat Imam Bukhari.